Langsung ke konten utama

Kiat Memilih Gedung untuk Resepsi

Beberapa tips penting seputar hunting gedung:

1. Pilih gedung yang lokasinya mudah dijangkau, baik oleh keluarga dan sebagian besar tamu. Anda bisa search di internet, sekarang banyak blog dan website yang mencantumkan nama gedung dan contact personnya. Telepon langsung, jangan melalui e-mail karena responnya akan lama. Telepon dan tanyakan biaya sewanya dan apakah di tanggal yang Anda inginkan gedung tersebut masih kosong atau tidak, catat satu-persatu di buku catatan mini Anda.

2. Tentukan budget untuk gedung, sesuaikan dengan lokasi dan hari yang kosong di gedung tersebut

3. Setelah search gedung di internet atau via perbincangan orang, Anda sebaiknya mengunjungi langsung gedung itu, untuk mendapat gambaran lebih jelas dalam mempersiapkan acara.

4. Perhatikan apakah gedung mewajibkan Anda memakai vendor rekanan gedung, seperti catering, fotografi, entertainment, dan sebagainya. Biasanya gedung mengenakan charge yang tinggi terhadap vendor yang bukan rekanan, maka sebaiknya pilih yang rekanan dengan gedung, tentu saja dengan kualitas yang menurut Anda memuaskan. Jika keluarga sudah memiliki vendor-vendor langganan keluarga, dan ternyata bukan rekanan gedung, sebaiknya Anda menyiapkan dana lebih untuk membayar charge gedungnya.

5. Setelah deal dengan pihak gedung bahwa Anda akan menikah disitu, Anda bisa membayar DP nya untuk mendaftarkan nama Anda. 1 bulan hingga 2 minggu sebelum acara (biasanya disini sudah harus pelunasan biaya sewa gedung), Anda sebaiknya telepon kembali pihak gedung untuk re-check apakah nama Anda benar-benar sudah terdaftar

6. 2 minggu sebelum acara, jika memungkinkan, adakan technical meeting langsung di gedung, ini untuk mengetahui lebih detail lagi mengenai susunan acara, peletakan dekor, meja catering, dan sebagainya.

Vendor yang bisa diikutsertakan di technical meeting antara lain wakil dari foto, wakil dari catering, wakil dari WO dan entertainment, wakil dari dekorasi, dan wakil dari pengelola gedung.

7. Datangi gedung dan lihat ukuran ruangan, luasnya, tinggi sampai ke atap, tempat panggung, tempat panggung band, dsb. Tanyakan apa pihak pengelola gedung memiliki peta lokasi dan keterangan rinci tentang interior ruangan. Jika ada, mintalah copynya.

8. Datangi beberapa vendor yang kira-kira Anda tertarik. Tunjukkan denah ruangan dan apa saja yang Anda inginkan di dalam pesta itu, tanyakan perkiraan harganya. Saat mereka mengeluarkan harga, mintalah penjelasan secara rinci itu untuk apa saja.

Misal, vendor memperkirakan biaya dekorasi untuk ruangan itu 15 juta, jika memungkinkan, minta perincian berapa standing flower yang kita dapat, bunga apa yang kita dapat (bunga lokal lebih murah daripada impor, namun kualitas tentu juga berbeda kan…atau mix antar keduanya sudah bisa mengurangi budget sebesar 30% ), apakah biaya itu termasuk karpet, apakah sudah termasuk umbul-umbul di jalan, dsb.

9. Minta kepada vendor-vendor untuk mengundang Anda ke acara yang mereka kerjakan dekorasinya, sehingga Anda bisa lihat cara kerja mereka langsung di lapangan.

10. Jika memungkinkan, saat bertemu vendor, minta sketsa langsung saat bertemu. Datangi langsung kantor si vendor (hindari tempat umum seperti mall), kecuali Anda sudah kenal baik dengan si dekoratornya.

11. Item dekorasi yang biasanya ada di pernikahan: Pelaminan 1 set, misalnya gebyok jawa, rumah adat minang (untuk tradisional), kain penghias (internasional style), kursi pengantin dengan bantal dan permadani, kursi orang tua satu set, standing flower penghias di pelaminan.

Area penerima tamu dan pintu masuk, misalnya pergola kain, standing flower, foto display, meja angpau. Jalur salaman, misalnya gerbang dari kain, standing flower 1 set. Panggung musik, janur umbul-umbul, penghias buffee keluarga.

12. Jika Anda deal dengan vendor itu, selalu biasakan meminta perjanjian hitam di atas putih dengan semua rincian itu, sehingga saat hari H keluarga mudah mengontrol item apa saja yang harus ada di dekorasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Tugas Sekretaris

Tugas seorang sekretaris dapat dikelompokkan ke dalam 8 macam yakni sbb : 1.Tugas–tugas rutin , yaitu tugas-tugas yang harus dikerjakan setiap hari tanpa memerlukan perintah khusus, perhatian khusus atau pengawasan khusus. Misalnya tugas membuka surat, menerima tamu, menyimpan surat/arsip, menerima telepon, menyusun dan membuat jadwal pimpinan. 2.Tugas-tugas khusus , yaitu tugas-tugas yang diperintahkan oleh pimpinan dengan penyelesaian secara khusus dengan dimintai pendapatnya, pertimbangan dan pengalamannya. Tugas tersebut diberikan karena adanya unsur kepercayaan bahwa sekretaris mampu menyimpan kerahasiaan tugas. Misalnya mengonsep surat perjanjian antara perusahaan dengan rekanan, menyusun surat-surat rahasia, menyusun acara pertemuan bisnis, pembelian kado/cinderamata, mengurus perjalanan bisnis /dinas pimpinan dan sebagainya. 3.Tugas-tugas istimewa , yaitu tugas-tugas yang menyangkut keperluan pimpinan antara lain: Merapihkan letak alat-alat tulis pimpinan be...

Menyiasati Biaya Dokumentasi

Setelah hari pernikahan Anda, satu-satunya hal yang tersisa hanyalah foto dan video dokumentasi. Ini merupakan 2 layanan terakhir yang bisa Anda nikmati seumur hidup dan dapat diwariskan ke generasi berikutnya. Karena itu, hasil foto yang bagus sangat didambakan oleh setiap pasangan. Biaya jasa Fotografer terkadang memang tergolong mahal. Katakanlah karena banyak perlatan yang harus dia persiapkan dan dibawa ke acara resepsi Anda. Segala macam perlengkapan seperti batere, lampu flash, kamera dan sebagainya yang terkadang harus dibawa secara khusus dengan menggunakan kendaraan. Belum lagi para fotografer itu biasanya membawa serta sang asisten untuk membantunya. Berarti ekstra untuk si fotografer untuk membayar asistenya juga. Di atas semua itu, Anda juga harus membayar proses kreatifnya, proses editing dan bagaimana membuat foto-foto yang sudah di-capture tersebut menjadi tampil lebih indah saat sudah di atur ke dalam album foto. Semakin Anda menuntut hasil yang bagu...

MEMELIHARA KEHARMONISAN KERJASAMA

Pada dasarnya individu sebagai mahluk sosial tidak berdaya tanpa adanya hubungan sosial dengan lingkungan. Tidak mungkin dalam kehidupan sosial terjadi perilaku independen; dalam pengertian mampu bekerja sendiri. Apalagi dalam suatu tim kerja. Disitu pasti ada interaksi sosial. Terdapat interdependensi atau saling bergantung untuk mencapai tujuan bersama. Namun dalam prakteknya yang seharusnya terjadi interaksi positif malah interaksi negatif. Konflik individu,sebagai embryio, bisa melebar menjadi konflik antarpelaku subsistem. Lalu dimana dan bagaimana peran manajer melihat kejadian seperti ini? Manajer seharusnya memantau setiap kejadian yang cenderung bakal mengarah pada konflik. Karena itu setiap ada indikasi maka secepat itu pula manajer harus bertindak mengatasinya. Sekali suatu situasi konflik ada indikasi meluas maka akan sangat terlambat dan semakin sulit untuk mengatasi konflik. Tidak mudah untuk melakukan pemulihan seperti sediakala, paling tidak dalam hal bentuk ke...