Anda merasa 10 kebiasaan buruk manajer dalam tulisan sebelumnya ada salah satu di diri Anda? Tak perlu panik, untuk memperbaiki diri, "pengobatannya" cukup sederhana, kok. Berikut ini "obat" mujarab untuk para manajer.
1. Mengamati apakah ada kesesuaian antara perilaku pada situasi saat bekerja dan saat tidak bekerja. Jika tak ada kesesuaian, perlu dikembangkan.
2. Meneliti apakah perilaku pada pekerjaan merupakan contoh nilai perusahaan dan nilai pribadinya.
3. Meminta pegawai untuk jujur memberi umpan balik pada gaya pimpinannya. Jika Anda yang menggencet, tampaknya tak seorangpun yang akan berkata jujur karena mereka pasti takut pada Anda.
4. Jika senior manajer melihat manajer lain memperlihatkan perilaku menggencet, ia harus memberi saran dan membantu mengubah perilaku ini secara positif.
5. Berhenti menghindar dari masalah-masalah sulit. Sebaliknya, hadapi! Jika sejak awal Anda berani menghadapi masalah, selanjutnya akan lebih mudah mengatasinya. Akan lebih baik jika didukung oleh HRD atau manajer lain yang bisa memberi ide bermanfaat dalam mengelola situasi.
6. Bersikap sopan terhadap siapapun, bahkan jika awalnya tak timbul secara alami. Namun, seiring berjalannya waktu, sikap baik ini akan jadi kebiasaan.
7. Katakan sesungguhnya, atau jika merasa tak pantas berterus terang, katakan Anda tak bisa memberi komentar, dan ini membuat hidup jadi lebih mudah.
Sebagian besar „pengobatan" ini terpusat pada meluruskan sikap dan nilai-nilai pribadi di tempat kerja atau bukan. Semua tergantung pada direksi perusahaan dalam menganalisa sikap buruk ini. Mereka pun harus berani berterus terang jika melihat sikap buruk ini terjadi pada kolega atau bawahannya.
Sikap ini menjadi wajar bila diterima. Jika senior manajer terlalu sering menghindar dalam mengkonfrontasi, sikap buruk ini akan menjalar ke semua tingkatan dalam organisasi. Dan pengobatan ini akan tampak sulit atau percuma saja.
Namun, jika Anda mengikutinya, hidup akan jadi lebih mudah dan tak bikin stres. Bekerja harus menyenangkan, membuat semangat dan berkomitmen mencapai sasaran umum. Ini tanggung jawab pimpinan dalam menciptakan tempat kerja yang produktif. Setiap pemimpin perusahaan harus merefleksikan perilakunya untuk memastikan, sikapnya sesuai dengan nilai pribadi dan perusahaannya.
1. Mengamati apakah ada kesesuaian antara perilaku pada situasi saat bekerja dan saat tidak bekerja. Jika tak ada kesesuaian, perlu dikembangkan.
2. Meneliti apakah perilaku pada pekerjaan merupakan contoh nilai perusahaan dan nilai pribadinya.
3. Meminta pegawai untuk jujur memberi umpan balik pada gaya pimpinannya. Jika Anda yang menggencet, tampaknya tak seorangpun yang akan berkata jujur karena mereka pasti takut pada Anda.
4. Jika senior manajer melihat manajer lain memperlihatkan perilaku menggencet, ia harus memberi saran dan membantu mengubah perilaku ini secara positif.
5. Berhenti menghindar dari masalah-masalah sulit. Sebaliknya, hadapi! Jika sejak awal Anda berani menghadapi masalah, selanjutnya akan lebih mudah mengatasinya. Akan lebih baik jika didukung oleh HRD atau manajer lain yang bisa memberi ide bermanfaat dalam mengelola situasi.
6. Bersikap sopan terhadap siapapun, bahkan jika awalnya tak timbul secara alami. Namun, seiring berjalannya waktu, sikap baik ini akan jadi kebiasaan.
7. Katakan sesungguhnya, atau jika merasa tak pantas berterus terang, katakan Anda tak bisa memberi komentar, dan ini membuat hidup jadi lebih mudah.
Sebagian besar „pengobatan" ini terpusat pada meluruskan sikap dan nilai-nilai pribadi di tempat kerja atau bukan. Semua tergantung pada direksi perusahaan dalam menganalisa sikap buruk ini. Mereka pun harus berani berterus terang jika melihat sikap buruk ini terjadi pada kolega atau bawahannya.
Sikap ini menjadi wajar bila diterima. Jika senior manajer terlalu sering menghindar dalam mengkonfrontasi, sikap buruk ini akan menjalar ke semua tingkatan dalam organisasi. Dan pengobatan ini akan tampak sulit atau percuma saja.
Namun, jika Anda mengikutinya, hidup akan jadi lebih mudah dan tak bikin stres. Bekerja harus menyenangkan, membuat semangat dan berkomitmen mencapai sasaran umum. Ini tanggung jawab pimpinan dalam menciptakan tempat kerja yang produktif. Setiap pemimpin perusahaan harus merefleksikan perilakunya untuk memastikan, sikapnya sesuai dengan nilai pribadi dan perusahaannya.
Komentar
Posting Komentar